Hari ini saya baca konsep inovasi pendidikan tinggi menteri pendidikan yang baru. Saya pribadi memang lebih mudah percaya pada laki-laki ganteng. Jadi, inovasi yang sifatnya akomodatif, efektif, efisien macam itu, sudah tentu mengambil hati saya. Namun sepertinya kecemerlangan semacam itu tetap sulit dikejar oleh masyarakat arena sastra. Saya jadi ingin ngomel tidak serius untuk hal serius begitu. Sastra yang akomodatif buat situasi kekinian. Seharusnya akan jadi seru. Cuma itu loh, oknumnya, paling kolot dan nggak visioner kalau dibanding bidang lain. Keilmuan lain mengambil strategi hari ini dengan pengandaian masa depan. Tapi orang sastra sedikit sekali yang begitu. Represi dan -anehnya- kenyamanan menghapus orientasi bahwa meski kamu mati besok, dunia masih ada. Dan peninggalanmu: puisimu, cerpenmu, novelmu, lirik lagumu, juga bertanggung jawab atas kelangsungan masa depan. Siapa yang menjamin bahwa tulisanmu hari ini akan semata memberi energi positif kelak? Seseorang bisa...
Impresi-impresi aneh selama menjadi pembaca (dan penulis)