Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Orang yang Lebih Jauh dari Bulan*

*dari puisi Salvatore Quasimodo ada orang berdiri lebih jauh dari bulan aku menatapnya sebagai tiang gantungan kelak di hari paling putus asa seekor kenari menetas di kepalanya, mencericitkan musim kematian para dewa dan bumi akan kembali ke asal: di atas langit 'kan kudatangi tubuhnya dan menyatu dalam kegemetaran asing seolah gempa yang menjatuhkan kelambu firdaus lalu sayap matahari kekuningan akan terhaturkan kepada punggungnya tapi kini aku terdemami oleh kata di dataran bumi sepi ini biru dan hambar sekujur pipi mimpi lumpuh mengikuti bunyi musim badai anjing turun dari lereng menyamar di jalan-jalan sekali waktu tampak hidungnya hitam mengendus bayangan perempuan 2018

Perahu Nelayan Pukul Tiga Pagi

Engkau laut, aku hanya kapal-kapal hantu Perahu nelayan pukul tiga pagi Menarik kembali ujung jala yang koyak Burung laut hitam mengirim suara kegelisahan sepanjang dadamu Memanggil dadaku karam kepadamu Adakah kau dengar seorang bocah menangis Menggendong boneka robek Berjalan di pasir kerang - memandang kepergian Atau kepulangan Yang tak bisa ia cegah Lumpur dan bau ikan mengeras di pundaknya Kutarikan firasat buruk perempuan di kakinya Kerang-kerang putih menanggalkan kelopak Seperti mawar menanggalkan kelopak Di akhir musim Seperti kidung, di pusarnya tuhan menulis hayat Mengekalkan yang telah dan hadir kembali Tentang kota baru dalam mimpi seekor siput yang putus asa Berabad-abad menyeret dunia di punggungnya Kau bernama seperti patok-patok tanah pantai Tangan angin memegangmu erat dan memilikimu Adakah kau menamainya juga: bayangan Yang mengiringi bayanganmu ke sisi bulan Di puncak musim yang renggang Menjaga waktu di mercusua...

Catatan Saja

Di hari pertama setelah 24 tahun di dunia. Besok hari raya. Kemarin ulang tahun saya yang tidak meriah. Beberapa orang terbaik dalam hidup saya tidak melupakannya, satu orang sepertinya tidak menyadarinya. Tapi saya adalah Sri Ayu yang tidak akan membunuh kekasihnya sendiri. Melalui ulang tahun dalam keadaan yang kurang membahagiakan tentu tidak patut ditiru. Saya berusaha untuk pulih sebisanya tapi seperti yang sudah diramalkan, saya akan jatuh sakit sampai senin depan. Semalam saya menyadari banyak hal-hal biasa yang saya lakukan terlewat. Siang ini, setelah tidur singkat karena lemas dan dingin di telapak kaki, saya putuskan melakukan streching dengan gerakan yoga dasar yang saya comot dari internet. Saya pernah sering melakukannya. Entah kenapa jadi tidak lagi. Setelah satu putaran kaki saya seperti kesetrum. Saya putuskan berhenti dan berniat melakukannya lagi besok. Saya kira saya harus lebih melatih diri bergerak dalam gerakan berguna. Seolah yang saya lakukan belak...

Sri Ayu yang Tidak Pernah Membunuh Kekasihnya Sendiri

Beberapa hari, gambar kisah putri duyung yang menatap kekasihnya dalam pertolongan tangan perempuan lain begitu menggoda saya. Tragis. Mungkin itu saatnya di mana ungkapan tangan kanan memberi tangan kiri jangan tahu benar-benar berlaku. Dalam banyak versi, putri duyung kita tidak sukses dalam cerita cintanya. Ia tidak mengakhiri hidup dengan jatuh ke lautan bersama pangeran dan membuat pangeran menyadari siapa penolong sejatinya. Tidak begitu. Saya mencari beberapa referensi ilustrasi adegan putri duyung memegang belati pemberian saudara-saudara perempuannya yang bersedih. Dan dalam beragam versi akhir kisah, ada satu peristiwa yang tidak berubah: putri duyung kita tidak bisa membunuh kekasihnya sendiri. Semua ilustrasi yang saya temukan menunjukkan gambar putri duyung kita menguntit kamar tempat pangeran sedang tidur, dipeluk perempuan lain (Itu sulit, lho). Kesedihannya -atau kesedihan saya, terpantul di mata itu, di balik pintu. Ya, Sri Ayu, apapun yang terjadi jangan memb...

Tentang Mimpi

Pikiran adalah sebuah danau, ingatan adalah ikan-ikan yang mati Mengambang di garis tepi Perempuan miskin yang memungutnya Ke dalam keranjang bocor Membikin jejak bagi para serigala Dengan bau amis sepanjang perjalanan Langit ungu tua Menyangga ruang dari keruntuhan Gunung-gunung seperti guntingan bayangan Yang tipis dan hitam di selatan jauh Mungkin segalanya tak ada: Permukaan air yang berkelopak memantulkan cahaya 2018

"Sad Girl"

Dalam sebuah wawancara saya ditanya tentang apa yang saya tawarkan dalam puisi-puisi saya. Saya membatin selama dua detik: saya tidak punya tujuan. Lalu saya tertawa mengingat orang yang mengajari saya menulis pasti akan berdecak dan memincingkan matanya sebab berlaku sangat egois dan jujur begitu. Akhirnya saya jawab, saya mencoba berbagi sudut pandang. Kadang saya merasa berada di lantai paling atas sebuah gedung, saya bisa melihat seluruhnya, orang-orang di bawah sana bersedih dan berbahagia. Saya merasa bisa menangkap semua itu dengan tepat dan dari sana saya mendapat lagi sesuatu yang lain. Saya menulisnya, sebisa saya, tapi orang-orang sulit mengerti. Padahal saya ingin orang-orang mendapat apa yang saya dapat ketika saya menangkap sesuatu: orang-orang yang berbahagia, orang-orang yang bersedih, orang-orang yang ada di antara keduanya, orang-orang yang tidak di mana-mana. Saya ingin ada yang bisa dengan tepat melihat apa yang saya lihat dalam sebuah momen, terjadi, dari ...

Filsafat Kesedihan

Kesedihan adalah sebuah pohon yang tumbuh di tanah bekas benteng, batangnya yang lurus seperti tiang pancang kapal tidak menarik minat burung-burung, hanya seorang anak yang berlari mengejar kupu-kupu fantasi, menemukannya dalam suara angin yang mendesir - seperti lautan mendesir ketika mengambil kembali serbuk pantai yang lahir dari rahimnya Hanya seorang anak yang mengira angin akan mengubah roknya menjadi awan kapas, menyatukan bayang-bayangnya dengan bayang-bayang pohon ketika matahari seperti lampu abadi, ditembakkan di sebuah panggung kosong Hanya sebuah pohon yang daun-daunnya seperti kelopak mata seratus dewa yang dikutuk tak bisa bicara, berkedipan memberi isyarat kepada seorang anak agar memanjat naik dan menjadikannya tempat pengintaian saat dunia sibuk membangun serangan, merencanakan perang baru 2018

Menunggu Kemarau: Kokok Ayam Dini Hari

Seorang musisi menulis dalam lagunya, "pemberhentian susah di ramalkan, jangan sampai terlewat." Barangkali dalam seminggu ini kita sedang memenuhi hari dengan perjalanan. Ramalan bintang saya mengabarkan ini adalah sebuah progres produktif. Kebetulan atau tidak, hal-hal menyita waktu dan tenaga membangunkan tidur kita seperti kokok ayam dini hari. Di sebuah pemberhentian tidak terduga saya membeli sepuluh kilo apel dengan harga murah. Saya katakan pada diri saya, "berbahagialah, kamu punya banyak apel." Tapi sulit rasanya kalau kamu bangun tidur setelah jarak tempuh enam jam dari rumah, yang ada hanya kokok ayam dini hari. Ya. Segalanya susah di ramalkan. Pemberhentian dan ramalan, dan perjalanan. Saya selipkan terima kasih buat seorang teman yang menemani perjalanan saya, yang tidak pernah bertanya alasan-alasan berlapis kenapa saya ingin ini ingin itu, ingin ke sana ingin ke sini. Kita berjalan saja. Toh segalanya sulit diramalkan. Toh, saya tidak bisa m...

Dalam Doaku (Sapardi Djoko Damono)

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi raha...

Hopla