*dari puisi Salvatore Quasimodo
ada orang berdiri lebih jauh dari bulan
aku menatapnya sebagai tiang gantungan
kelak di hari paling putus asa
seekor kenari menetas di kepalanya, mencericitkan
musim kematian para dewa
dan bumi akan kembali ke asal:
di atas langit
'kan kudatangi tubuhnya dan menyatu
dalam kegemetaran asing
seolah gempa yang menjatuhkan
kelambu firdaus
lalu sayap matahari kekuningan akan terhaturkan
kepada punggungnya
tapi kini aku terdemami oleh kata
di dataran bumi sepi ini
biru dan hambar sekujur pipi
mimpi lumpuh mengikuti bunyi musim badai
anjing turun dari lereng
menyamar di jalan-jalan
sekali waktu tampak hidungnya
hitam mengendus bayangan perempuan
2018
ada orang berdiri lebih jauh dari bulan
aku menatapnya sebagai tiang gantungan
kelak di hari paling putus asa
seekor kenari menetas di kepalanya, mencericitkan
musim kematian para dewa
dan bumi akan kembali ke asal:
di atas langit
'kan kudatangi tubuhnya dan menyatu
dalam kegemetaran asing
seolah gempa yang menjatuhkan
kelambu firdaus
lalu sayap matahari kekuningan akan terhaturkan
kepada punggungnya
tapi kini aku terdemami oleh kata
di dataran bumi sepi ini
biru dan hambar sekujur pipi
mimpi lumpuh mengikuti bunyi musim badai
anjing turun dari lereng
menyamar di jalan-jalan
sekali waktu tampak hidungnya
hitam mengendus bayangan perempuan
2018
Komentar
Posting Komentar