Hari-hari tersita. Menghukum saya dengan kesempitan dan jarak. Seseorang meyakinkan saya untuk melipatnya, tapi dia berada di jarak terjauh dibanding siapapun. Jendela-jendela di handphone mendekatkan segalanya, kecuali dirimu.
Waktu istirahat seperti hukuman. Seseorang mengejar masa depan dari tempatnya. Doa-doa membangun jalan lain ke sini, kalau saja ia tidak melewatkan belokan kecil dari jalannya, menuju kota yang semakin mirip televisi. Kanal-kanal kembar, memutar berita kebohongan.
Kenapa saya tidak bisa bicara denganmu. Kenapa. Seperti menengok rumah sebelah dari pintu tembusan. Orang-orang bersepakat membangun jalan kecil ini, untuk mereka yang harus memutar di sebuah gang buntu. Bukankah saya telah menemukan kebuntuan dengan menulis puisi ini? Sebuah jam dinding tidak sanggup menyangga dirinya lagi.
Di kamar dengan lampu yang sengaja mati, cicak juga sengaja berbunyi. Barangkali segalanya hanya rasa bersalah yang terlalu rumit dinamai.
2019
Waktu istirahat seperti hukuman. Seseorang mengejar masa depan dari tempatnya. Doa-doa membangun jalan lain ke sini, kalau saja ia tidak melewatkan belokan kecil dari jalannya, menuju kota yang semakin mirip televisi. Kanal-kanal kembar, memutar berita kebohongan.
Kenapa saya tidak bisa bicara denganmu. Kenapa. Seperti menengok rumah sebelah dari pintu tembusan. Orang-orang bersepakat membangun jalan kecil ini, untuk mereka yang harus memutar di sebuah gang buntu. Bukankah saya telah menemukan kebuntuan dengan menulis puisi ini? Sebuah jam dinding tidak sanggup menyangga dirinya lagi.
Di kamar dengan lampu yang sengaja mati, cicak juga sengaja berbunyi. Barangkali segalanya hanya rasa bersalah yang terlalu rumit dinamai.
2019
Komentar
Posting Komentar