Saya bertanya-tanya dari mana datangnya keinginan untuk mengajak seluruh dunia ikut bersedih bersama kita? Hari ini apa yang tidak dibagi kepada seluruh dunia? Isi kamarmu, isi dompet, isi celana, isi kepala, isi hati - yang berisi dan tidak berisi. Saya pun berbagi. Tapi apakah saya ikut dalam lingkaran kebaikan yang genit itu? Saya tidak bisa mengukur diri sendiri.
Keinginan untuk berbagi kadang melemparkan saya kepada kenaifan mencolok dan tampil aneh di dunia yang lapang dada ini. Dan saya orang yang paling sempit. Saya sungguh ingin berbagi yang baik-baik. Mereka yang membagi isi kamar, isi dompet, isi hati kepadamu, pasti juga berpikir bahwa itu baik dibagi(?). Tapi memangnya apa itu kebaikan. Apakah arti kebaikan? Semua orang sedang menikmati apapun yang dihidangkan di depan. Lalu saya masih punya pertanyaan, kenapa seseorang ingin membagikan kesedihan? Kita tidak diciptakan untuk kuat menanggung hidup sendirian, tapi apakah boleh mengajak seluruh dunia; kesedihan seperti lubang hitam yang menyedot bumi jauh dari orbit dan mataharinya.
Apa yang pantas dan tidak bagi dunia? Sementara seluruh kehidupan terjerat di kakinya.
Saya kira, mereka yang membagi segalanya kepada seluruh dunia adalah orang yang tidak memiliki sebuah dunia pun. Mereka tidak memiliki seseorang, sesuatu, yang mencukupkan seperti satu dunia.
Kenyataan bahwa sebenarnya kita hanya butuh satu dunia, bukan seluruh dunia, selalu membuat saya menahan diri untuk tidak meledak sekarang juga.
Komentar
Posting Komentar