malam memetik gitar itu lagi, menunduk menghitungi kord yang jatuh ke bumi
tanah dalam denting musik sedih, mengembangkan pohon-pohon
seorang anak jalanan bersuara dalam koran yang dipeluknya, esok mereka akan dipulangkan ke laut
sebagai sebuah lagu pop
tapi surabaya tidak bernyanyi di situ, kota yang dinafkahi diskusi sumbang
memungut matahari bekas 12 siang
ke dalam puisi ini
menggoyangkan jalan-jalannya
ke arah pantura, dan tagihan-tagihan belanja
membentuk koloni keruwetan di lembaran karcis bus
siapa kondektur di sini, mencatat bau sampo biduan yang membuang hatinya
di tepi brantas - ada iklan di situ
mengambang dengan warna keruh
ada kapal dalam lagu ini - kalau kau mau mengarangnya - berusaha membuka layarnya sendiri
angin membenturkan kunci-kunci di pohon, menaikkan tempo, seperti merenungi pintu dalam sebuah puisi yang gagal ditulis
tapi orang-orang tenggelam di laut lain
seperti orang mati enggan kembali ke surabaya
yang kehilangan melodi dan senyumanmu
punggung mereka dibongkokkan kenangan buruk
tentang papan-papan nama
sekelompok paduan suara sunyi
meski tak ada waktu dalam pesta ulang tahun di bawah tanah
hari akan bergulir ke hari di sini
orang-orang yang menutup lubang telinganya dengan angin
leher mereka tidak bisa tegak lagi
menyangga cinta yang putus dari laut jawa
hingga suralaya
hari akan bergulir ke hari
ke malam - di surabaya ini
tidak ada nada yang membungkus hati
seperti lagu pop
2019
tanah dalam denting musik sedih, mengembangkan pohon-pohon
seorang anak jalanan bersuara dalam koran yang dipeluknya, esok mereka akan dipulangkan ke laut
sebagai sebuah lagu pop
tapi surabaya tidak bernyanyi di situ, kota yang dinafkahi diskusi sumbang
memungut matahari bekas 12 siang
ke dalam puisi ini
menggoyangkan jalan-jalannya
ke arah pantura, dan tagihan-tagihan belanja
membentuk koloni keruwetan di lembaran karcis bus
siapa kondektur di sini, mencatat bau sampo biduan yang membuang hatinya
di tepi brantas - ada iklan di situ
mengambang dengan warna keruh
ada kapal dalam lagu ini - kalau kau mau mengarangnya - berusaha membuka layarnya sendiri
angin membenturkan kunci-kunci di pohon, menaikkan tempo, seperti merenungi pintu dalam sebuah puisi yang gagal ditulis
tapi orang-orang tenggelam di laut lain
seperti orang mati enggan kembali ke surabaya
yang kehilangan melodi dan senyumanmu
punggung mereka dibongkokkan kenangan buruk
tentang papan-papan nama
sekelompok paduan suara sunyi
meski tak ada waktu dalam pesta ulang tahun di bawah tanah
hari akan bergulir ke hari di sini
orang-orang yang menutup lubang telinganya dengan angin
leher mereka tidak bisa tegak lagi
menyangga cinta yang putus dari laut jawa
hingga suralaya
hari akan bergulir ke hari
ke malam - di surabaya ini
tidak ada nada yang membungkus hati
seperti lagu pop
2019
Komentar
Posting Komentar