Han, susah ya jadi Cinderella. Yang baik dan lembut hatinya. Sementara kita terburu-buru dibayangi kedatangan seorang peri penolong dan pangeran yang neriman. Semua itu tidak ada.
Tapi aku masih ingin jadi Cinderella. Yang lemes tapi jejeg. Mingkem dan mendem. Mendem dan mendem. Bagi dirinya sendiri.
Han, jangan marah padaku. Aku akan menolong diriku sendiri setelah menolong orang lain. Jangan marah kalau aku ngalem dan lemes. Sebab rasanya dada ini berlubang, tembus ke belakang. Aku jadi sundel bolong yang tidak bisa terbang dan ketawa hihihi. Aku tidak bisa ketawa sama sekali. Makanya biar aku jadi Cinderella saja. Yang akan menolong dirinya sendiri dan menolong orang lain. Aku tidak minta dikirimi ibu peri dan pangeran. Aku cuma minta jangan marah padaku. Jangan marah padaku sebab diam-diam mulutku ini pingin sambatan. Dan tanganku sering kupandangi: kosong. Han, Kamulah Segalanya. Di tanganku tidak ada apa-apa. Sementara lubang itu isinya, cuma satu kalimat. Kok begini ya? - yang akan kurang ajar kalau disampaikan. Dibunyikan.
Tapi begitu itu karena ada perbandingan dalam hidup ini, Han. Kita jadi sedih dan gak kerasan karena tahu rasanya bahagia dan betah begitu.
Matur nuwun, Han, sudah diparingi yang baik-baik. Semoga aku bisa terus maringi yang baik-baik.
19 Desember 2018
Tapi aku masih ingin jadi Cinderella. Yang lemes tapi jejeg. Mingkem dan mendem. Mendem dan mendem. Bagi dirinya sendiri.
Han, jangan marah padaku. Aku akan menolong diriku sendiri setelah menolong orang lain. Jangan marah kalau aku ngalem dan lemes. Sebab rasanya dada ini berlubang, tembus ke belakang. Aku jadi sundel bolong yang tidak bisa terbang dan ketawa hihihi. Aku tidak bisa ketawa sama sekali. Makanya biar aku jadi Cinderella saja. Yang akan menolong dirinya sendiri dan menolong orang lain. Aku tidak minta dikirimi ibu peri dan pangeran. Aku cuma minta jangan marah padaku. Jangan marah padaku sebab diam-diam mulutku ini pingin sambatan. Dan tanganku sering kupandangi: kosong. Han, Kamulah Segalanya. Di tanganku tidak ada apa-apa. Sementara lubang itu isinya, cuma satu kalimat. Kok begini ya? - yang akan kurang ajar kalau disampaikan. Dibunyikan.
Tapi begitu itu karena ada perbandingan dalam hidup ini, Han. Kita jadi sedih dan gak kerasan karena tahu rasanya bahagia dan betah begitu.
Matur nuwun, Han, sudah diparingi yang baik-baik. Semoga aku bisa terus maringi yang baik-baik.
19 Desember 2018
Komentar
Posting Komentar