Oleh Nanda Alifya Rahmah Dari sekian poin catatan selama dan pasca bincang-bincang bersama Bramantio, pertanyaan "apa saja yang saya baca selama ini" barangkali telah menjangkit kepala kita seumpama awan hitam di awal musim hujan. Pertanyaan itu menggugah sekaligus meresahkan. Sebab ia mendesak jawaban, tetapi menampakkan pula betapa jauh jalan yang mesti kita susuri untuk menjawabnya. Kita mesti putar balik, menyusur isi kepala kita sendiri. Berangkat dari 5 buku favoritnya, Bram bisa menjejaki riwayat bacanya paling penting setidaknya dimulai pada masa sekolah menengah pertama. Secara sadar. Merunut bagaimana apa-apa-yang-dibacanya-sebelum memengaruhi apa-apa-yang-dibacanya-kemudian. Maka dengan mudah kita tangkap bahwa bagi Bramantio kesadaran akan riwayat pembacaan itu penting. Pentingnya kesadaran tentang riwayat baca dan pengaruhnya bukan saja terletak pada keberhasilan seorang pembaca mengenali topik-topik apa saja yang "nyaman" bagi kepala, hati, dan jiwa...
Impresi-impresi aneh selama menjadi pembaca (dan penulis)