Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Gugatan

Saya sangat menghormati gairah dan cinta kawan-kawan yang memutuskan untuk membela negara ini dengan datang dan berdiri, menggugat ilham-ilham aneh yang serta-merta ditera untuk membangun negara ini. Ilham-ilham itu, bukankah telah lama menjadi hantu dalam kepala kita juga? Saya hanya punya dua pertanyaan buat kawan-kawan, hanya untuk menjernihkan pikiran saya sendiri: 1. Bagaimana kawan-kawan menyikapi korelasi ilmu yang kawan-kawan pelajari dengan pembangunan negara ini? 2. Adakah kawan-kawan sempat memilih satu langkah konkrit untuk mengaplikasikan jawaban dari pertanyaan sebelumnya, dalam tindakan yang riil yang berani kawan-kawan jaminkan? Sebab saya berpikir, kita yang gagal memahami peran keilmuan kita untuk pembangunan negara, sebijaknya merasa sungkan untuk bicara negara. Sebab saya berpikir, kita yang ternyata tidak sanggup menyumbang satu langkah saja untuk mengisi tanggung jawab sebagai penerus peradaban ini, punya hutang yang lebih besar yang perlu kita cicil daripada...

Kalau Seseorang Menghilang

Dalam sebuah permainan, seseorang mengajukan pertanyaan, "Apa hal yang ingin kamu hilangkan dari hidupmu?" Dengan tegas saya jawab, "Tidak. Aku tidak ingin apapun menghilang." Beberapa waktu kemarin seseorang baru menghilang, tapi sepertinya saya berhasil mengembalikannya ke tempat semula. Cuma ada kelakarnya yang sampai hari ini terpikirkan, "Kalau aku menghilang 'kan suka-sukaku. Hakku." Wah, iya. Saya baru sadar itu benar. Hak. Saya sendiri pun memutuskan bagi diri saya untuk tidak akan menghilang dari hidup seseorang. Saya menimbang seberapa penting seseorang dan tidak menghiraukan seberapa penting saya baginya. Saya tidak akan menghilang kalau dia penting bagi saya. Saya sedang memerintahkan diri untuk berdamai, bahwa ada seseorang telah memutuskan untuk menghilang. Saya sedang menimbang kemungkinan-kemungkinan kalau suatu hari saya bertemu dengannya lagi. Apakah saya akan marah? Apakah saya akan menuntut rugi waktu-waktu yang lewat? Saya ...

Norwegian Wood Sadness

Kesedihan, tidak pernah saya selami demikian dingin dan putih. Beberapa waktu lalu seorang teman merekomendasikan film Norwegian Wood (2010) garapan sutradara Tran Anh Hung. Sebuah pusaran ke dasar laut yang penuh dengan salju, hutan beku, dan jalan-jalan sepi. Dahi saya mengernyit di menit akhir saat Watanabe, tokoh utama pria, memukul-pukulkan tubuhnya ke tebing karang. Menahan kesakitan luka yang tidak kelihatan. Ada film lain, dengan dingin dan metrum yang mirip, A Man and a Woman (2016), salah satu film favorit saya. Meski bukan film yang wah, saya kadung jatuh cinta pada cara sutradara membatasi konflik perselingkuhan dalam film itu. Juga pada bagian akhirnya. Tempo yang tidak membuat saya kecewa. Saya bahkan mengingat lagu latarnya hingga hari ini, du dudu dudu, dudu dudu... Tapi beberapa peristiwa menjelmakan Norwegian Wood nyata di depan saya. Hari ini saya katakan, kesedihan Watanabe, gunung beku yang ia bentur-benturkan itu, sangat saya pahami. Kesedihan yang justru b...

Hopla