Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Tarik layarnya, Luffy!

Di tengah badai, sebuah kapal memang harus menurunkan kain layar. Agar angin tidak merusaknya dan kapal bisa kembali berlayar setelah badai reda. 15 Desember 2018 Kami akan mengingat bahwa jalan ini telah kami tandai sebagai sebuah pintu tertutup. Kami telah dengan sendirinya masuk dan tak dapat keluar. Di balik pintu itu kenyataan-kenyataan, kebenaran-kebenaran yang tidak bisa diterima oleh orang lain. Kami simpan sendiri. Sebab kami bukan bergerak untuk kebenaran-kebenaran itu. Kami bergerak untuk sebuah rahasia yang tidak kami tahu: di ujung dunia sana! Saya tidak pernah membayangkan akan menempuh jalan semacam ini. Tapi saya telah melihat, dunia dipenuhi godaan-godaan, prasangka yang manja, api yang disulut oleh orang lain. Hari ini menandai sebuah pencapaian proses kami sebagai tim. Orang-orang bicara dan tidak mendengar. Keterbatasan dan pengetahuan kami memaksa kami memilih bungkam. Ada ternyata, suara-suara yang bisa merampas jiwa satu-persatu di antara kami selama per...

Mimik dan Emotikon

Cinta dan kesedihan kita hanya seukuran emotikon. Bagi seorang aktor, garis-garis wajah bukanlah kerutan penuaan yang musti disamarkan dengan krim seharga 5 bahkan 30 juta. Garis-garis itu justru dicari. Dilatih untuk menampakkan diri dan menyampaikan diri. Garis-garis wajah adalah aset. Bahkan bila ia berada di sebalik topeng. Tidak ada aktor yang berkomunikasi dengan meninggalkan wajahnya. Mimik, jalinan garis-garis wajah itu, mengiringi tiap rangkaian pesan oleh tubuh secara keseluruhan. Ia tentu mewujud oleh teknik, tetapi terlebih dulu yang musti diingat adalah ia bukan kepalsuan apalagi kekosongan. Mimik lahir oleh penghayatan, emosi dan kesadaran yang saling kait seperti gir poros, menggerakkan tubuh wadag. Saya bertanya kepada seorang teman, kelahiran tahun 2000, "siapa orang paling seru yang kamu kenal?" Ia menjawab, "kakak laki-lakiku." Saya bertanya lagi, "siapa orang paling ekspresif yang kamu kenal?" Ia jawab, "mmm, kamu." Sung...

Hopla