Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Doa Pagi

Semoga hari ini urusannya diberikan kelancaran seperti hutan memberi jalan bagi air, alfatihah Semoga hari ini ia dilimpahi rizki seperti langit menghujani bumi, alfatihah Semoga hari ini ia dipenuhi cinta seperti tanah menumbuhkan bunga-bunga, alfatihah Semoga hari ini aku menjadi tenang seperti laut yang tidak berbahaya, alfatihah 2018

Menjadi Telaga

Kalau bisa, saya ingin menjadi yang lain. Bukan telaga. Diam dan dalam. Maghrib menjelang musim hujan. Dua minggu lalu hujan pertama turun di Surabaya tapi saya melewatkannya. Berhari-hari angin dingin lewat di depan rumah. Musim menyusup ke kamar saya juga. Pertimbangan-pertimbangan menjauhkan saya dari diri saya sendiri. Lalu saya memutuskan untuk me- ... mencabut diri. Saya akhirnya, menemukan cara untuk melepaskan diri dari situasi duniawi ini. Orang-orang yang menyebut tindakan ini idealis, sungguh keliru. Sebab saya justru sedang berkompromi agar saya tetap hidup. Daripada dipenuhi keluhan-keluhan setiap bangun pagi. Saya terlanjur berjanji untuk hidup tanpa penyesalan. Entah dari mana. Saya merasa kegilaan-kegilaan yang telah saya tahan begitu lama, menemukan celah dan jalan ke luar ke dunia. Dunia yang melahirkannya. Saya toh menoleh ke kanan-kiri saya: tidak ada apa-apa. Tidak siapa-siapa. Saya merasa bisa menyerahkan seluruh dunia ini pada hal-hal yang paling tidak berhar...

Mitos Kebahagiaan

Suatu hari kita hanya ingin bernafas. Menyadari betapa ia berharga, seolah kemarin kita belum mendapatkannya. Seandainya semudah itu mengingat setiap hari adalah baru. Akankah kita lupa cara tersenyum dan merasa lega? Apa yang kita lakukan - seumur hidup ini- mengapa orang-orang begitu sulit memahami. Bahasa yang mewujud dalam bunyi-bunyi yang kita hafal, mengantarkan pesan dan burung-burung. Dalam kesederhanaan itu segalanya justru sulit. Orang-orang hanya melihat hal besar: cita-cita, pencapaian, ia yang kita genggam di tangan. Tapi semenjak itu juga, segala yang lain menjadi terhalangi. Seseorang berpikir tentang mati - ribuan kali. Namun dunia ini selalu menjadi pantas dibela. Tapi mengapa tidak ada yang bisa membaginya: untuk apa sebenarnya dunia ini dibela? Kepedihan, ketidakmengertian yang gelap, ruang paling sederhana milik orang lain. Seperti sebuah rumah inti yang sakral. Lebam di balik baju, di kiri dada, orang-orang melihat sesuatu yang pantas. Khayalan-khayalan bertum...

Hopla