Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Rumah Sajak-sajakmu

"Aku bosan. Beri aku buku puisi yang menarik." Tiba-tiba seorang laki-laki mengirim pesan begitu. Saya kirimkan beberapa buku digital buatnya. Dia lantas sambat, "Aku tidak menulis dan jengah membaca." Hmm. Kalimat yang akrab. Saya langsung sarankan agar ia mencari rekan membaca dan menulis. Ya, to the point saja. Saya paham betul betapa benar bahwa kita tidak sanggup sendirian meskipun puisi, faktanya, diketik dengan mandiri dan sunyi. Dia malah ngeles . Dia bilang itu sulit. Ibarat mencari partner hidup. Waduh! Sebenarnya, iya juga, sih... Saya tawarkan agar memulai dari orang terdekatnya dulu. Pacar -mungkin. Dia layak mengusahakan agar kekasihnya menjadi rumah bagi sajak-sajaknya. Sebab saya pun menulis tidak bisa menepikan kebutuhan bahwa puisi saya butuh rumah untuk pulang. Butuh pembaca setia. Bahwa sangat menyiksa ketika orang terdekat kita ternyata tidak bisa menjadi wadah kerumitan yang selalu muru ini. Kita butuh seseorang yang menghargai ...

Hopla